ilmu apa saja yang wajib kita pelajari

Dalamjurusan Ilmu Komunikasi, kamu akan belajar secara lebih dalam mengenai aspek-aspek komunikasi, baik secara teori dan praktik. Kita bisa juga bilang kalau Ilmu Komunikasi itu adalah gabungan antara ilmu dan seni dalam mengolah pesan. Dengan belajar Ilmu Komunikasi, kamu akan belajar memahami apa saja yang terjadi selama komunikasi itu 5 Mata kuliah Hadits Ekonomi. Gambaran secara umum matakuliah ini kita khusus mempelajari tentang hadits-hadits sahih dalam kegiatan ekonomi, perdagangan dan bisnis yang biasa kita lakukan sehari hari. Hadist ini juga akan dihafalkan sebagai tes kelulusan ujian semester nantinya. 6. Mata kuliah Akuntansi Syariah. Jaditepat apa yang disampaikan Kaplan (dalam Dadang Supardan, 2008:44), bahwa kebenaran ilmiah itu beragam seiring dengan ren-tangan fenomena yang perlu di-pelajari begitu luas dan kompleks dan tidak tepat bila kita memutlakkan metode ilmiah. Namun kita perlu memedomani metode dalam melaksanakan kinerja ilmiah, 5 Akses pada Berbagai Budaya yang ada di Dunia. Last but not least, belajar bahasa Inggris akan memperkenalkan kamu kepada berbagai budaya yang ada di dunia. Begini loh, kalau kamu perhatikan, banyak sekali buku, film, hingga musik yang ditulis dalam bahasa Inggris. Nah, dalam buku, film, dan musik yang kamu sukai sebenarnya terkandung hidden Parameterberkembangnya sebuah blog selain yang dibaca oleh GA dan GSC juga ada pada DA, PA, Alexa, DR, dan lain-lain. Ilmu dasar tentang masing-masing parameter tersebut harus dipahami oleh seorang bloger agar bisa melakukan action bagaimana sebuah blog bisa optimal kerjanya. 5. Manajemen Media Sosial. Site De Rencontre Pour Femme Cherche Femme. Kenapa sih kita itu harus belajar? Apa untungnya?Kalian pasti tahukan belajar adalah suatu hal sangat umum di dunia ini. Sebuah hal penting untuk jadi pribadi yang lebik baik. Bisa menulis, membaca, menggambar dan berbagai kegiatan yang biasa kita lakukan setiap hari, itu semua tidak akan terlaksana bila kita tidak mempelajari sebelumnya bukan? Satu hal pasti, kita hanya akan seperti mayat hidup jika tidak belajar. Ilmu yang kita pelajari sampai saat ini, itulah yang akan menjadi pedang masa depan bagi kita di kala menghadapi tantangan penghalang jalan kesuksesan hidup belajar pun kita harus tau bagaimana caranya belajar. Apa? Belajar caranya belajar? Iyalah, tapi memang seperti itulah kenyataanya. Seseorang tidak akan dapat tujuannya yang hebat bila kegiatan belajarnya amburadul bukan? Nah, jadi di sini kita akan membahas bagaimana sih cara dapatkan yang terbaik dari hasil belajar kita dari kitab Ta'lim Muta'alim karya imam Al Zarnuji menerangkan bahwa sayyidina ali bin abi tholib pernah berkataاَلاَ لاَتَنَــــالُ الْعِـــلْمَ اِلاَّ بِســــــِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍPada kalimat ini menjelaskan ada 6 perkara yang harus dimiliki setiap insan dalam mencari ilmu. Agar lebih jelasnya lagi, yuk simak ulasan CerdasAlbaert Einsten Pixabay/ParentRapDalam hal mencari ilmu tidaklah mungkin kalian tak berpikir sama sekali. Karena itulah hal pertama yang menjadi kunci menuntut ilmu adalah kecerdasan. Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu kecerdasan yang diberikan oleh Allah muhibatun minallah Contohnya Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat. Dan kecerdasan yang didapat dengan usaha muktasab misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan dan Semangat/GigihIlustrasi berjuang Pixabay/ToNic-PicsBarang siapa yang gigih dalam menuntut ilmu maka akan dapat kesuksesan. Tanpa kegigihan belajar, mana mungkin kita akan dapatkan hasil terbaik. Karena untuk mencapai kesuksesan tidak akan terjadi tanpa adanya semangat yang tinggi dalam menuntut mengatakan "Man Jada wa Jadda “Siapa bersungguh-sungguh pasti dapat hasilnya".3. SabarMain RubikPixabay/CongerdesignDalam mununtut ilmu juga harus didampingi dengan kesabaran. Tentunya jalan untuk dapatkan ilmu itu tidaklah semudah yang kita pikir. Berbagai rintangan dan ujian yang menerpa kita itu harus d hadapi bukan untuk dijauhi. Tanpa punya rasa kesabaran yang yang besar kita tidak akan dapat merasakan lezatnya ilmu. Seperti dalam Al-Qur'an juga Allah swt. berfirman dalam surat Al Baqoroh ayat 153يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ Artinya" Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar".Jadi tetaplah bersabar walaupun banyak ujian bertubi-tubi menerpa. Karena sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Baca Juga 7 Hadist tentang Menuntut Ilmu bagi Muslim, Harus Diikuti Rendah Hati! 4. BekalKoin & uang kertas Pixabay/StevepbobYang keempat, kita harus punya bekal/biaya yang mencukupi untuk hidup kita dalam menuntut ilmu. Dengan bekal yang tercukupi mestinya kita akan lebih khusu lagi dalam perjalanan menuntut dalam sebuah riwayat menjelaskan, bahwa dulu imam syafi'i waktu kecil pernah sampai mengumpulkan tulang belulang untuk dijadikan tempat ilmu yang ia hafal dengan cara menuliskannya pada tulang belulang yang ia kumpulkan, karena tidak mempunyai biaya untuk membeli alat kisah ini kita bisa ambilpelajaran kehidupan yang mendalam. Jadi, jangan jadikan sebuah alasan tidak menuntut ilmu karena perekonomian yang kurang Petunjuk guruBelajar guru siswa Pixabay/SyauqiFillahYang namanya belajar pasti akan ada hubungan antara guru murid. Seorang murid takan bisa menuntut ilmu tanpa adanya guru. Karena dalam setiap perjalanan menuntut ilmu akan banyak tantangan harus dilewati. Dan hal itu harus dengan adanya petunjuk dan bimbingan seorang antara seorang guru dan murid, tidak akan terputus hingga akhir hayat. Walaupun keduannya telah berpisah bertahun-tahun. Itulah sebabnya tidak ada istilah "mantan guru" atau "bekas guru saya". Jadi kita seorang murid itu harus menjaga silaturrahmi dengan gurunya, supaya ilmunya mendapat Lama waktunyaJam pertumbuhan Pixabay/Nattanan23Tidak akan dapat ilmu yang bermamfaat bila dengan waktu yang singkat. Seorang pencari ilmu yang sejati tentu butuh waktu lama. Tidak mungkin hanya dengan hitungan bulanan Al-Qadhi ditanya “Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau menjawab ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.”Kita tidak boleh menunggu waktu luang dalam manuntut ilmu, tapi luangkan waktu kalian untuk menuntut ilmu. Jadi mamfaatkan sisa waktu kita di dunia ini dengan kegiatan yang kita selalu berada pada jalan yang diridhoi Allah swt. Dan termasuk orang-orang yang ber-tawakal kepada-Nya. Aamiin. Baca Juga 5 Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi Setiap Hari Bagi Umat Muslim IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Adalah pemandangan yang kaprah di masyarakat, ilmu dibedakan menjadi ilmu agama dan ilmu umum. Pemahaman ini kemudian lebih dikuatkan dengan adanya pembagian sekolah yang disebut dengan sekolah umum dan sekolah agama atau yang lebih dikenal dengan para ulama tidak membagi ilmu dengan pembagian yang demikian. Bila membaca berbagai literatur akan didapati bahwa yang dibedakan oleh para ulama bukanlah jenis ilmunya, namun hukum mempelajarinya. Dalam kitab Ihya Ulûmid Dîn misalnya Imam Al-Ghazali membedakan ilmu menjadi ilmu yang fardlu ain hukumnya untuk dipelajari dan ilmu yang fardlu kifayah hukumnya untuk yang fardlu kifayah hukum mempelajarinya berarti tidak setiap orang Islam wajib mempelajari ilmu tersebut. Bila ada satu di antara mereka yang telah mempelajarinya maka itu sudah cukup menggugurkan orang Islam lain untuk mempelajarinya. Termasuk dalam kategori ilmu ini adalah ilmu hadis, ilmu tafsir, ilmu kedokteran, ilmu biologi dan lain sebagainya. Bila ada satu orang Islam yang mempelajarinya maka gugurlah kewajiban orang Islam lainnya untuk ilmu yang hukum mempelajarinya adalah fardlu ain maka ilmu ini tidak bisa tidak harus dipelajari dan dipahami oleh setiap individu Muslim. Tak ada celah bagi seorang Muslim untuk tidak mempelajari ilmu pada kategori ilmu apa saja yang hukum mempelajarinya termasuk dalam kategori fardlu ain?Menurut Syekh Zainudin Al-Malibari di dalam kitab Mandhûmatu Hidâyatil Adzkiyâ’ ilâ Tharîqil Auliyâ’, di mana kitab ini diberi penjelasan oleh Sayid Bakri Al-Makki dalam kitab Kifâyatul Atqiyâ’ wa Minhâjul Awliyâ’, bahwa ada 3 tiga ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap orang Muslim dengan kewajiban fardlu ain. Ketiga ilmu itu adalah ilmu yang menjadikan ibadah menjadi sah, ilmu yang mengesahkan aqidah, dan ilmu yang menjadikan hati kitab itu Al-Malibari menuturkanوتعلمن علما يصحح طاعــة وعقيدة ومزكي القلب اصقلاهذا الثلاثة فرض عين فاعرفن واعمل بها تحصل نجاة واعتلاPelajarilah ilmu yang mengesahkan ketaatanmengesahkan aqidah serta mensucikan hatiKetiganya ini fardlu ain hukumnya, ketahuilahamalkanlah, maka terwujud keselamatan dan kehormatanInilah tiga ilmu yang setiap orang Islam wajib ilmu yang menjadikan sahnya ibadah kepada Allah adalah ilmu fiqih yang membahas tentang bagaimana semestinya seorang Muslim beribadah kepada Allah. Sebagai contoh, setiap Muslim wajib mempelajari ilmu tentang bagaimana caranya shalat yang benar dan baik. Juga ia wajib mempelajari berbagai ilmu yang berkaitan dengan keabsahan shalat, seperti caranya berwudlu, cara mensucikan berbagai macam najis, bertayamum, beristinja dan lain Muslim juga wajib mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ibadah-ibadah lain seperti puasa, zakat, haji dan lain sebagainya. Termasuk juga dalam kategori ini adalah ilmu muamalat, ilmu yang mengatur bagaimana semestinya seseorang melakukan berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia, seperti jual beli, sewa menyewa, penitipan, dan ini fardlu ain hukumnya untuk dipelajari mengingat amalan seseorang yang tidak didasari dengan ilmu maka amalan yang dilakukannya itu menjadi batal, tak diterima. Sebagaimana dituturkan Ibnu Ruslan dalam kitab Zubadوكل من بغير علم يعملأعماله مردودة لا تقبلSetiap orang yang beramal tanpa ilmuMaka amalnya tertolak, tak diterimaKedua, ilmu yang menjadikan aqidah atau kepercayaan seseorang menjadi benar sesuai dengan aqidah yang dianut oleh para ulama Ahlussunah wal Jama’ah. Dengan mempelajari dan memahami ilmu ini maka seseorang akan terjaga dari aqidah-aqidah yang rusak dan tidak benar seperti aqidah Mu’tazilah, Jabariyah, dan yang tidak mempelajari ilmu ini maka dikhawatirkan ia akan salah dalam memahami dan meyakini perihal bagaimana Allah dan berbagai permasalahan keimanan juga• Perihal Kewajiban Mempelajari Ilmu Tauhid• Wajibkah Orang Awam Belajar Argumentasi Ilmu Aqidah?Ketiga, ilmu yang menjadikan hati bersih dari berbagai macam akhlak yang jelek seperti riya, sombong, dengki, hasud dan berbagai macam penyakit hati lainnya. Ilmu ini wajib pula dipelajari oleh setiap orang Muslim mengingat perilaku orang tidak hanya apa yang dilakukan oleh anggota badan secara lahir namun juga perilaku-perilaku hati secara Bakri Al-Makki memberikan penjelasan masalah ini di dalam kitabnya Kifâyatul Atqiyâ’ wa Minhâjul Ashfiyâ’. Beliau menuturkan bahwa tak ada kelonggaran bagi seorang pun untuk tidak mengetahui ketiga ilmu tersebut. Inilah ilmu syariat yang bermanfaat. Tak cukup dengan memepelajari dan mengetahuinya saja. Orang yang telah mempelajarinya juga mesti mengamalkannya. Karena siapapun yang telah mengetahui ketiga ilmu ini tidak akan bisa selamat kecuali dengan untuk mendapatkan keselamatan di akherat kelak serta tingginya derajat di dunia dan akherat tak bisa lepas dari tiga hal keyakinan atau aqidah yang benar, ibadah yang benar, dan hati yang ini semestinya menjadi perhatian bagi setiap orang Muslim. Lebih-lebih semestinya menjadi perhatian bagi para orang tua untuk lebih mengutamakan ketiga ilmu tersebut bagi para anaknya. Sudah semestinya ketika anak-anak masih belum akil baligh setiap orang tua lebih mementingkan ketiga ilmu tersebut dibanding ilmu-ilmu lainnya. Ini dikarenakan ketika sang anak sudah menginjak masa akil baligh, yang artinya dia telah mukallaf dan menanggung setiap akibat perbuatannya, maka ia sudah harus melakukan berbagai macam tuntutan syariat yang akan memberinya pahala bila melakukannya dan memberinya dosa bila meninggalkannya. Untuk melakukan tuntutan syariat ini mau tidak mau ia harus telah memiliki dan memahami ilmu-ilmunya yang semestinya telah dipelajari sejak dari sampai dengan akil baligh sang anak belum tahu bagaimana semestinya beraqidah dan beribadah kepada Allah sehingga ia melakukan kesalahan, maka orang tua akan ikut menanggung akibat dari kesalahan tersebut, karena keteledorannya yang tak memberikan ilmu agama yang cukup saat sang anak masih belum salah memberikan berbagai macam ilmu ketika anak masih duduk di bangku sekolah dasar, sebelum anak akil baligh. Tetapi adalah kerugian yang besar bila orang tua tak memperhatikan dan tak memberikan ilmu yang cukup bagi anak untuk kelak ketika ia telah akil baligh berhubungan dengan Tuhan dan sesama makhluk dengan baik dan a’lam. Yazid Muttaqin KH Hasyim Asyari Sebut 4 Ilmu yang Wajib Dipelajari Murid. Foto KH Hasyim Asyari JAKARTA - Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari, dalam kitabnya yang berjudul Adab al 'Alim wa al-Muta'alim, menyebutkan bahwa setiap murid hendaknya memulai pada pelajaran yang sifatnya fardlu 'ain. Yaitu, belajar empat jenis ilmu, yaitu1. Murid harus mengetahui ilmu tauhid, ilmu yang membahas masalah ketuhanan. Sehingga, ia nanti akan berkeyakinan bahwa Allah SWT itu maujud, mempunyai sifat Qadim kekal, yang akan selalu tetap ada sampai kapan pun serta bersih dari sifat kurang dan mempunyai sifat sempurna. 2. Murid harus mengetahui sifat-sifat Allah, bahwa Allah itu mempunyai sifat-sifat dua puluh. Dalam hal ini, murid tahu yang Maha Tinggi itu mempunyai sifat Kuasa Quadrat, Berkehendak Iradat, sifat Ilmu Al'ilm, Hidup Hayat, Mendengar Sama', Melihat Bashar, dan Berbicara Kalam. Pada perkembangannya, seandainya murid bisa mengetahui dalil-dalil sifat Allah lebih dari apa yang dijelaskan oleh Alquran atau sunnah, maka hal itu lebih Ilmu Fikih, ilmu untuk mengetahui dan mengantarkan kepada ketaatan kepada Allah, seperti halnya cara-cara bersuci, shalat, dan puasa. Apabila murid itu mempunya harta melimpah, maka ia harus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan harta tersebut. Ia tidak diperbolehkan mengamalkan suatu ilmu sebelum ia mengerti hukum-hukum Allah. 4. Ilmu tasawuf, yaitu ilmu yang menjelaskan tentang berbagai keadaan, makam, tingkatan, dan membahas rayuan dan tipu daya nafsu dan hal-hal yang berkaitan Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari, secara keseluruhan, hal-hal di atas telah dibahas oleh Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayat al Hidayah. Selain itu, juga Sayyid Abdullah bin Thahir dalam kitab Sullam at Taufiq. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Jenis ilmu yang wajib dipelajari oleh umat islam adalah ILMU AGAMA seperti aqidah, akhlk, fiqih, Al-Quran dan lain sebagainya. Menurut ulama hukum ilmu ini dipelajari adalah Fardhu Ain artinya wajib bagi semua umat islam. Adapun ilmu lainnya seperti kedokteran, ekonomi, sosial dan sebagainya wajib namun disebutnya sebagai Fardhu lebih mendalam mengenai kewajiban menuntut ilmu islam menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban. Mereka yang menuntut ilmu ini bahkan disebutkan Rasulullah SAW seperti mereka yang sedang berjihad di jalan Allah SWT. Ilmu sendiri adalah kekuatan dari Alalh SWT yang bisa digunakan manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi dan memakmurkan lebih lanjut mengenai keutamaan menuntut ilmu yang shaleh lagi berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi di sisi Allah SWT dibandingkan orang-orang yang hanya sekedar ahli ibadah namun tak berilmu. Selain itu dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Abu Darda disebutkan bahwa hikmah lain menuntut ilmu adalah dimudahkan bagi dirinya jalan menuju surga dan malaikat pun ridha atas diri lebih lanjut mengenai alasan penting menuntut ilmu • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •» Detil JawabanKode -Kelas SMPMapel Pendidikan Agama IslamBab Hadis Menuntut Ilmu MENCARI ilmu merupakan kewajiban setiap manusia. Tanpa ilmu kita tidak akan bisa menjalani hidup ini dengan baik. Sungguh bila kita tak mencari ilmu maka hanya penyesalan yang akan tiba. Kewajiban mencari ilmu bukan hanya bagi anak-anak saja, tapi orang tua pun wajib mencari ilmu. Karena setiap perkara itu butuh ilmu dalam pengamalannya. Terdapat beberapa kondisi di mana menuntut ilmu agama adalah wajib atas setiap muslim fardhu ain. Jika sudah begini, berdosalah setiap orang yang meninggalkannya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224 BACA JUGA Ketika Imam Syafii Menuntut Ilmu Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan tegas menyatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib atas setiap muslim, bukan bagi sebagian orang muslim saja. Namun “ilmu” apakah yang dimaksud dalam hadits ini? Penting untuk diketahui bahwa ketika Allah Ta’ala atau Rasul-Nya Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan kata “ilmu” saja dalam Alquran atau As-Sunnah, maka ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i ilmu agama, termasuk kata “ilmu” yang terdapat dalam hadits di atas. Meski kita tahu bahwa hukum menuntut ilmu agama adalah wajib, namun kita tidak diwajibkan untuk mempelajari semua cabang dalam ilmu agama. Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menjelaskan ilmu apa saja yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Artinya, tidak boleh ada seorang muslim pun yang tidak mempelajarinya. 1 Ilmu tentang pokok-pokok keimanan Yaitu keimanan kepada Allah Ta’ala, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir. 2 Ilmu tentang syariat-syariat Islam Di antara yang wajib adalah ilmu tentang hal-hal yang khusus dilakukan sebagai seorang hamba seperti ilmu tentang wudhu, shalat, puasa, haji, zakat. Kita wajib untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ibadah-ibadah tersebut, misalnya tentang syarat, rukun dan pembatalnya. 3 Ilmu tentang lima hal yang diharamkan yang disepakati oleh para Rasul dan syariat sebelumnya Kelima hal ini disebutkan dalam firman Allah Ta’ala, ö قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ “Katakanlah,’Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, mengharamkan mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan mengharamkan mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui’”. QS. Al-A’raf [7] 33 Kelima hal ini adalah haram atas setiap orang pada setiap keadaan. Maka wajib bagi kita untuk mempelajari larangan-larangan Allah Ta’ala, seperti haramnya zina, riba, minum khamr, dan sebagainya, sehingga kita tidak melanggar larangan-larangan tersebut karena kebodohan atau ketidaktahuan kita. BACA JUGA Di Manakah Ilmu yang Engkau Dapatkan? 4 Ilmu yang berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain secara khusus misalnya istri, anak, dan keluarga dekatnya atau dengan orang lain secara umum Ilmu yang wajib menurut jenis yang ke empat ini berbeda-beda sesuai dengan perbedaan keadaan dan kedudukan seseorang. Misalnya, seorang pedagang wajib mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan perdagangan atau transaksi jual-beli. Ilmu yang ke empat ini berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Lihat Miftaah Daaris Sa’aadah, 1/156. Dari penjelasan Ibnul Qoyyim rahimahullah di atas, jelaslah bahwa apa pun latar belakang pekerjaan dan profesi kita, wajib bagi kita untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Itulah kelima ilmu yang wajib dipelajari setiap orang yang mengaku beragama muslim menurut Ibnul Qoyyim rahimahullah. Wallahu a’lam bishawwab. []

ilmu apa saja yang wajib kita pelajari