surat al anbiya ayat 87 latin
Quran kajian surat Al-Anbiya' adalah hakikat dari berdo'a itu tidak lain adalah untuk bertujuan menampakkan, penghambaan, kepatuhan, ketundukan, kerendahan diri dan kelemahan di hadapan-Nya, mengakui akan kesalahan,
Itis also the longest chapter of the Quran making up 8% of the entire book Holy Qur an Surah Al Baqarah Ayat 1 86 Most Searched Surah Surah Chapter The translation and meaning of both quranic ayatul about ahlus sunnah The translation and meaning of both quranic ayatul about ahlus sunnah. Title: Surah Ya-Seen (pdf) Author: www Surah Rahman with
selainbacaan surat al anbiya' arab latin dan artinya, disini sobat bisa memiliki audio tilawah surat al anbiya' dengan cara download mp3 tilawha melalui link dibawah audio player. kemudian untuk sobat yang ingin mempelajari informasi dari surat ini, berikut adalah tabel rangkuman keterangan surat al anbiya'. QS. Al Anbiya' Ayat 87
Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia kisah ini untuk pelajaran 80 Ali+Imran+144 81 Hadis+riwayat+muslim:1635 82 Tanya 83 as saffat ayat 6 84 AT THUR 85 Kalam 86 Sombong 87 Kepadaku 88 al-Ahqaf ayat 83 89 Tafsir surah Al-Baqarah ayat 85 90 PujiN Allah kepada makhluk 91 Al-A'raf ayat 160 92 batu 93 surat
ArabLatin: Wa adkhalnāhum fī raḥmatinā, innahum minaṣ-ṣāliḥīn. Artinya: Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh. « Al-Anbiya 85 Al-Anbiya 87 » Dapatkan pahala jariyah dan rahasia rezeki berlimpah, klik di sini sekarang. Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat 86 (Terjemah Arti)
Site De Rencontre Pour Femme Cherche Femme. - Ayat seribu dinar merupakan bagian akhir dalam Surat At Thalaq, yakni pada ayat ke-2 dan seluruh ayat ke-3. Ayat ini diyakini tidak hanya mampu membuka pintu rezeki, namun juga meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Melansir dinamakan ayat seribu dinar karena jika ayat tersebut dibaca maka akan memudahkan kita dalam mencari rezeki. Baca juga Bacaan Doa setelah Mendengar Azan dalam Arab, Latin, dan Arti Terjemahan Bacaan Ayat Seribu Dinar وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا Wamayyattaqillaaha yaj'allahuu makhrojaa wayarzuqhu min khaitsu laa yahtasib, wamayyatawakkal 'alallaahi fahuwa hasbuh, innallaaha baalighu amrihii qad ja'alallaahu likulli syai in qadraa. Artinya "Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya Rizki dari arah yang tidak dia duga. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia mencukupinya. Sesungguhnya Allah akan mencapai urusanNya, sesungguhnya Allah telah mengadakan bagi tiap-tiap sesuatu ketentuan." QS. At Thalaq 2-3. Menurut Ibnu Katsir, maksud dari ayat "Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya Rizki dari arah yang tidak dia duga" adalah barangsiapa bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya, meninggalkan larangan-Nya, maka Allah akan berikan jalan keluar untuk hamba tersebut dan memberi rezeki dari arah yang sebelumnya tidak disangka. Kemudian, dalam kitab Al Musnad disebutkan dari Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, dari ayahnya, dari kakeknya, Abdullah bin Abbas Rasulullah bersabda, "Barang siapa banya beristighfar memohon ampunan, maka Allah akan menjadikan baginya setiap kesusahan menjadi kemudahan, setiap kesempitan menjadi kelapangan, dan akan Dia karuniai rizki dari arah yang tidak disangka-sangka." Hadits di atas sekaligus menjadi penguat tafsir ayat seribu dinar. Baca juga Doa Nabi Yunus dalam Surat Al Anbiya Ayat 87, Bacaan Doa Agar Terlepas dari Kesulitan Dikutip dari Badan Amil Zakat Nasional Baznas,Ayat seribu dinar mengandung beberapa keutamaan, satu di antaranya yakni bertakwa dengan menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Bagi umat Muslim yang bertakwa, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari segala urusannya dan mendatangkan rezeki dari jalan yang tidak terduga. Rezeki yang dimaksud dalam ayat seribu dinar tidak hanya berupa materi, namun juga bersifat spiritual seperti ketenangan, kelapangan dan kepuasan hati. Dahsyatnya ayat seribu dinar membuat banyak umat Muslim mengamalkan ayat tersebut sebagai doa memohon rezeki dari Allah SWT. Ayat seribu dinar dapat dibaca setiap harinya, khususnya setelah shalat fardhu, sambil senantiasa berikhtiar agar Allah melimpahkan rezeki yang dapat dinikmati di dunia maupun di akhirat kelak. Husein Hasibuan
21. QS. Al-Anbiya Para Nabi 112 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اِقۡتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمۡ وَهُمۡ فِىۡ غَفۡلَةٍ مُّعۡرِضُوۡنَۚ Iqtaraba linnaasi hisaa buhum wa hum fii ghaflatim mu'riduun 1. Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai dengan dunia, berpaling dari akhirat. مَا يَاۡتِيۡهِمۡ مِّنۡ ذِكۡرٍ مِّنۡ رَّبِّہِمۡ مُّحۡدَثٍ اِلَّا اسۡتَمَعُوۡهُ وَهُمۡ يَلۡعَبُوۡنَۙ Maa yaatiihim min zikrim mir Rabbihim muhdasin illas tama'uuhu wa hum yal'abuun 2. Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main. لَاهِيَةً قُلُوۡبُهُمۡ ؕ وَاَسَرُّوا النَّجۡوَىۖ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا ۖ هَلۡ هٰذَاۤ اِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُكُمۡ ۚ اَفَتَاۡتُوۡنَ السِّحۡرَ وَاَنۡتُمۡ تُبۡصِرُوۡنَ Laahiyatan quluubuhum; wa asarrun najwal laziina zalamuu hal haazaa illaa basharum mislukum afataa tuunas sihra wa antum tubsiruun 3. Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zhalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, "Orang ini Muhammad tidak lain hanyalah seorang manusia juga seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?" قٰلَ رَبِّىۡ يَعۡلَمُ الۡقَوۡلَ فِى السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِۖ وَهُوَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ Qoola Rabbii ya'lamul qawla fis samaaa'i wal ardi wa Huwas Samii'ul Aliim 4. Dia Muhammad berkata, "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi, dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui!" بَلۡ قَالُوۡۤا اَضۡغَاثُ اَحۡلَامٍۢ بَلِ افۡتَـرٰٮهُ بَلۡ هُوَ شَاعِرٌ ۖۚ فَلۡيَاۡتِنَا بِاٰيَةٍ كَمَاۤ اُرۡسِلَ الۡاَوَّلُوۡنَ Bal qooluuu adghaasu ahlaamim balif taraahu bal huwa shaa'irun falyaatinaa bi Aayatin kamaa ursilal awwaluun 5. Bahkan mereka mengatakan, "Al-Qur'an itu buah mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya Muhammad, atau bahkan dia hanya seorang penyair, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda bukti, seperti halnya rasul-rasul yang diutus terdahulu." مَاۤ اٰمَنَتۡ قَبۡلَهُمۡ مِّنۡ قَرۡيَةٍ اَهۡلَـكۡنٰهَاۚ اَفَهُمۡ يُؤۡمِنُوۡنَ Maaa aaamanat qablahum min qaryatin ahlaknaahaa a-fahum yu'minuun 6. Penduduk suatu negeri sebelum mereka, yang telah Kami binasakan, mereka itu tidak beriman padahal telah Kami kirimkan bukti. Apakah mereka akan beriman? وَمَاۤ اَرۡسَلۡنَا قَبۡلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوۡحِىۡۤ اِلَيۡهِمۡ فَاسْأَلُوا اَهۡلَ الذِّكۡرِ اِنۡ كُنۡتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ Wa maaa arsalnaa qablaka illaa rijaalan nuuhiii ilaihim fas'aluu ahlaz zikri in kuntum laa ta'lamuun 7. Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum engkau Muhammad, melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui. وَمَا جَعَلۡنٰهُمۡ جَسَدًا لَّا يَاۡكُلُوۡنَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوۡا خٰلِدِيۡنَ Wa maa ja'alnaahum jasadal laa yaakuluunat ta'aama wa maa kaanuu khaalidiin 8. Dan Kami tidak menjadikan mereka rasul-rasul suatu tubuh yang tidak memakan makanan dan mereka tidak pula hidup kekal. ثُمَّ صَدَقۡنٰهُمُ الۡوَعۡدَ فَاَنۡجَيۡنٰهُمۡ وَمَنۡ نَّشَآءُ وَاَهۡلَكۡنَا الۡمُسۡرِفِيۡنَ summa sadaqnaa humul wa'da fa-anjainaahum wa man nashaaa'u wa ahlaknal musrifiin 9. Kemudian Kami tepati janji yang telah Kami janjikan kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki, dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas. لَقَدۡ اَنۡزَلۡنَاۤ اِلَيۡكُمۡ كِتٰبًا فِيۡهِ ذِكۡرُكُمۡؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ Laqad anzalnaaa ilaikum Kitaaban fiihi zikrukum afalaa ta'qiluun 10. Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti? وَكَمۡ قَصَمۡنَا مِنۡ قَرۡيَةٍ كَانَتۡ ظَالِمَةً وَّاَنۡشَاۡنَا بَعۡدَهَا قَوۡمًا اٰخَرِيۡنَ Wa kam qasamnaa min qaryatin kannat zaalimatanw wa anshadnaa ba'dahaa qawman aakhariin 11. Dan berapa banyak penduduk negeri yang zhalim yang telah Kami binasakan, dan Kami jadikan generasi yang lain setelah mereka itu sebagai penggantinya. فَلَمَّاۤ اَحَسُّوۡا بَاۡسَنَاۤ اِذَا هُمۡ مِّنۡهَا يَرۡكُضُوۡنَؕ Falammaaa ahassuu baasanaaa izaaa hum minhaa yarkuduun 12. Maka ketika mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri dari negerinya itu. لَا تَرۡكُضُوۡا وَ ارۡجِعُوۡۤا اِلٰى مَاۤ اُتۡرِفۡتُمۡ فِيۡهِ وَمَسٰكِنِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تُسۡــَٔلُوۡنَ Laa tarkuduu warji'uuu ilaa maaa utriftum fiihe wa masaakinikum la'allakum tus'aluun 13. Janganlah kamu lari tergesa-gesa; kembalilah kamu kepada kesenangan hidupmu dan tempat-tempat kediamanmu yang baik, agar kamu dapat ditanya. قَالُوۡا يٰوَيۡلَنَاۤ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيۡنَ Qooluu yaa wailanaaa innaa kunnaa zaalimiin 14. Mereka berkata, "Betapa celaka kami, sungguh, kami orang-orang yang zhalim." فَمَا زَالَتۡ تِّلۡكَ دَعۡوٰٮهُمۡ حَتّٰى جَعَلۡنٰهُمۡ حَصِيۡدًا خٰمِدِيۡنَ Famaa zaalat tilka da'waahum hattaa ja'alnaahum hasiidan khaamidiin 15. Maka demikianlah keluhan mereka berkepanjangan, sehingga mereka Kami jadikan sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. وَمَا خَلَقۡنَا السَّمَآءَ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا لٰعِبِيۡنَ Wa maa khalaqnas samaaa'a wal arda wa maa bainahumaa laa'ibiin 16. Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main. لَوۡ اَرَدۡنَاۤ اَنۡ نَّـتَّخِذَ لَهۡوًا لَّا تَّخَذۡنٰهُ مِنۡ لَّدُنَّاۤ ۖ اِنۡ كُنَّا فٰعِلِيۡنَ Law aradnaaa an nattakhiza lahwal lat takhaznaahu mil ladunnaaa in kunnaa faa'iliin 17. Seandainya Kami hendak membuat suatu permainan istri dan anak, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami, jika Kami benar-benar menghendaki berbuat demikian. بَلۡ نَـقۡذِفُ بِالۡحَـقِّ عَلَى الۡبَاطِلِ فَيَدۡمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌ ؕ وَلَـكُمُ الۡوَيۡلُ مِمَّا تَصِفُوۡنَ Bal naqzifu bilhaqqi 'alal baatili fa yadmaghuhuu fa izaa huwa zaahiq; wa lakumul wailu mimmaa tasifuun 18. Sebenarnya Kami melemparkan yang hak kebenaran kepada yang batil tidak benar lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu yang batil lenyap. Dan celaka kamu karena kamu menyifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya. وَلَهٗ مَنۡ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ وَمَنۡ عِنۡدَهٗ لَا يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسۡتَحۡسِرُوۡنَۚ Wa lahuu man fis samaawaati wal ard; wa man 'indahuu laa yastakbiruuna 'an 'ibaada tihii wa laa yastahsiruun 19. Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak pula merasa letih. يُسَبِّحُوۡنَ الَّيۡلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفۡتُرُوۡنَ Yusabbihuuna laila wannahaara laa yafturuun 20. Mereka malaikat-malaikat bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.
Merdeka > Al-Qur’an Digital Daftar Surat فَفَهَّمْنٰهَا سُلَيْمٰنَۚ وَكُلًّا اٰتَيْنَا حُكْمًا وَّعِلْمًاۖ وَّسَخَّرْنَا مَعَ دَاوٗدَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَۗ وَكُنَّا فٰعِلِيْنَ 79. Dan Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum yang lebih tepat; dan kepada masing-masing Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kamilah yang melakukannya. Share Copy Copy Ayat 78 QS. Al-Anbiya' Ayat 80
اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ ۚ Iqtaraba lin-nāsi ḥisābuhum wa hum fī gaflatim muriḍūna. Telah makin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedangkan mereka dalam keadaan lengah lagi berpaling darinya. مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنْ رَّبِّهِمْ مُّحْدَثٍ اِلَّا اسْتَمَعُوْهُ وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ ۙ Mā ya'tīhim min żikrim mir rabbihim muḥdaṡin illastamaūhu wa hum yalabūna. Tidaklah diturunkan kepada mereka peringatan yang baru dari Tuhan, kecuali mereka mendengarkannya sambil bermain-main لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ Lāhiyatan qulūbuhum, wa asarrun-najwal-lażīna ẓalamū, hal hāżā illā basyarum miṡlukum, afa ta'tūnas-siḥra wa antum tubṣirūna. dan hati mereka dalam keadaan lalai. Mereka, orang-orang yang zalim itu, merahasiakan pembicaraan dengan saling berbisik, “Bukankah orang ini Nabi Muhammad tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kamu? Apakah kamu mengikuti sihir itu padahal kamu menyaksikannya?” قٰلَ رَبِّيْ يَعْلَمُ الْقَوْلَ فِى السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۖ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Qāla rabbī yalamul-qaula fis-samā'i wal-arḍi, wa huwas-samīul-alīmu. Dia Nabi Muhammad berkata, “Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit serta di bumi dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” بَلْ قَالُوْٓا اَضْغَاثُ اَحْلَامٍۢ بَلِ افْتَرٰىهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌۚ فَلْيَأْتِنَا بِاٰيَةٍ كَمَآ اُرْسِلَ الْاَوَّلُوْنَ Bal qālū aḍgāṡu aḥlāmim baliftarāhu bal huwa syāirun, falya'tinā bi'āyatin kamā ursilal-awwalūna. Bahkan, mereka berkata, “Al-Qur’an itu buah mimpi-mimpi kosong. Malah, dia Nabi Muhammad merekayasanya. Lebih dari itu, dia seorang penyair. Maka, hendaklah dia mendatangkan kepada kami suatu tanda mukjizat sebagaimana rasul-rasul yang diutus terdahulu.” مَآ اٰمَنَتْ قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَاۚ اَفَهُمْ يُؤْمِنُوْنَ Mā āmanat qablahum min qaryatin ahlaknāhā, afahum yu'minūna. Tidak ada satu pun penduduk negeri sebelum mereka yang telah Kami binasakan itu beriman, padahal telah Kami kirimkan bukti. Apakah mereka penduduk Makkah akan beriman jika Kami kirimkan bukti? وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ Wa mā arsalnā qablaka illā rijālan nūḥī ilaihim fas'alū ahlaż-żikri in kuntum lā talamūna. Kami tidak mengutus sebelum engkau Nabi Muhammad melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka, bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui. وَمَا جَعَلْنٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوْا خٰلِدِيْنَ Wa mā jaalnāhum jasadal lā ya'kulūnaṭ-ṭaāma wa mā kānū khālidīna. Kami tidak menjadikan mereka para utusan sebagai jasad yang tidak membutuhkan makanan. Mereka tidak pula hidup kekal. ثُمَّ صَدَقْنٰهُمُ الْوَعْدَ فَاَنْجَيْنٰهُمْ وَمَنْ نَّشَاۤءُ وَاَهْلَكْنَا الْمُسْرِفِيْنَ Ṡumma ṣadaqnāhumul-wada fa anjaināhum wa man nasyā'u wa ahlaknal-musrifīna. Kemudian Kami tepati janji kepada mereka para utusan. Maka, Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas. لَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ كِتٰبًا فِيْهِ ذِكْرُكُمْۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ࣖ Laqad anzalnā ilaikum kitāban fīhi żikrukum, afalā taqilūna. Sungguh, Kami benar-benar telah menurunkan kepadamu sebuah Kitab Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Apakah kamu tidak mengerti? وَكَمْ قَصَمْنَا مِنْ قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَّاَنْشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا اٰخَرِيْنَ Wa kam qaṣamnā min qaryatin kānat ẓālimataw wa ansya'nā badahā qauman ākharīna. Betapa banyak penduduk negeri yang zalim telah Kami binasakan dan Kami lahirkan generasi yang lain setelah mereka sebagai penggantinya. فَلَمَّآ اَحَسُّوْا بَأْسَنَآ اِذَا هُمْ مِّنْهَا يَرْكُضُوْنَ ۗ Falammā aḥassū ba'sanā iżā hum minhā yarkuḍūna. Maka, ketika mereka menyadari dekatnya azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri darinya negeri itu. لَا تَرْكُضُوْا وَارْجِعُوْٓا اِلٰى مَآ اُتْرِفْتُمْ فِيْهِ وَمَسٰكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْـَٔلُوْنَ Lā tarkuḍū warjiū ilā mā utriftum fīhi wa masākinikum laallakum tus'alūna. Janganlah kamu berlari tergesa-gesa. Kembalilah kamu kepada kesenangan hidupmu dan tempat-tempat kediamanmu yang baik agar kamu dapat ditanya. قَالُوْا يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ Qālū yā wailanā innā kunnā ẓālimīna. Mereka berkata, “Betapa celaka kami! Sesungguhnya kami adalah orang-orang zalim.” فَمَا زَالَتْ تِّلْكَ دَعْوٰىهُمْ حَتّٰى جَعَلْنٰهُمْ حَصِيْدًا خٰمِدِيْنَ Famā zālat tilka dawāhum ḥattā jaalnāhum ḥaṣīdan khāmidīna. Kemudian, kalimat itu selalu menjadi keluhan mereka hingga mereka Kami jadikan seperti tanaman yang telah dituai dan seperti api yang padam. وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ Wa mā khalaqnas-samā'a wal-arḍa wa mā bainahumā lāibīna. Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main. لَوْ اَرَدْنَآ اَنْ نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّاتَّخَذْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّآ ۖاِنْ كُنَّا فٰعِلِيْنَ Lau aradnā an nattakhiża lahwal lattakhażnāhum mil ladunnā, in kunnā fāilīna. Seandainya Kami hendak menjadikan sesuatu sebagai permainan, tentulah Kami akan membuatnya dari sisi Kami, jika Kami benar-benar menghendaki berbuat demikian. بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌۗ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُوْنَ Bal naqżifu bil-ḥaqqi alal-bāṭili fa yadmaguhū fa iżā huwa zāhiqun, wa lakumul-wailu mimmā taṣifūna. Sebaliknya, Kami melemparkan yang hak kebenaran kepada yang batil tidak benar lalu yang hak itu menghancurkannya. Maka, seketika itu ia yang batil lenyap. Celakalah kamu karena kamu menyifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya. وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَنْ عِنْدَهٗ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ ۚ Wa lahū man fis-samāwāti wal-arḍi, wa man indahū lā yastakbirūna an ibādatihī wa lā yastaḥsirūna. Hanya milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Malaikat-malaikat yang di sisi-Nya tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak pula merasa letih. يُسَبِّحُوْنَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُوْنَ Yusabbiḥūnal-laila wan-nahāra wa lā yafturūna. Mereka malaikat-malaikat bertasbih pada waktu malam dan siang dengan tidak henti-hentinya. اَمِ اتَّخَذُوْٓا اٰلِهَةً مِّنَ الْاَرْضِ هُمْ يُنْشِرُوْنَ Amittakhażū ālihatam minal-arḍi hum yunsyirūna. Apakah mereka mengambil dari bumi tuhan-tuhan yang dapat menghidupkan orang-orang yang mati? لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ Lau kāna fīhimā ālihatun illallāhu lafasadatā, fa subḥānallāhi rabbil-arsyi ammā yaṣifūna. Seandainya pada keduanya langit dan bumi ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah, Tuhan pemilik ʻArasy, dari apa yang mereka sifatkan. لَا يُسْـَٔلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْـَٔلُوْنَ Lā yus'alu ammā yafalu wa hum yus'alūna. Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia kerjakan, tetapi merekalah yang akan ditanya. اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً ۗقُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْۚ هٰذَا ذِكْرُ مَنْ مَّعِيَ وَذِكْرُ مَنْ قَبْلِيْۗ بَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَۙ الْحَقَّ فَهُمْ مُّعْرِضُوْنَ Amittakhażū min dūnihī ālihahtan, qul hātū burhānakum, hāżā żikru mam maiya wa żikru man qablī, bal akṡaruhum lā yalamūnal-ḥaqqa fahum muriḍūna. Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah Nabi Muhammad, “Kemukakanlah alasan-alasanmu! Ini ajaran tauhid adalah sesuatu yang selalu diingatkan kepada orang yang bersamaku dan kepada orang sebelumku.” Akan tetapi, kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak kebenaran sehingga mereka berpaling. وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ Wa mā arsalnā min qablika mir rasūlin illā nūḥī ilaihi annahū lā ilāha illā ana fabudūni. Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau Nabi Muhammad, melainkan Kami mewahyukan kepadanya bahwa tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku. وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا سُبْحٰنَهٗ ۗبَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُوْنَ ۙ Wa qāluttakhażar-raḥmānu waladan subḥānahū, bal ibādum mukramūna. Mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih telah menjadikan malaikat sebagai anak.” Mahasuci Dia. Sebaliknya, mereka para malaikat itu adalah hamba-hamba yang dimuliakan. لَا يَسْبِقُوْنَهٗ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِاَمْرِهٖ يَعْمَلُوْنَ Lā yasbiqūnahū bil-qauli wa hum bi'amrihī yamalūna. Mereka tidak berbicara mendahului-Nya dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُوْنَۙ اِلَّا لِمَنِ ارْتَضٰى وَهُمْ مِّنْ خَشْيَتِهٖ مُشْفِقُوْنَ Yalamū mā baina aidīhim wa mā khalfahum wa lā yasyfaūna illā limanirtaḍā wa hum min khasy-yatihī musyfiqūna. Dia Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan mereka malaikat dan yang ada di belakang mereka. Mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang Dia ridai dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. ۞ وَمَنْ يَّقُلْ مِنْهُمْ اِنِّيْٓ اِلٰهٌ مِّنْ دُوْنِهٖ فَذٰلِكَ نَجْزِيْهِ جَهَنَّمَۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الظّٰلِمِيْنَ ࣖ Wa may yaqul minhum innī ilāhun min dūnihī fa żālika najzīhi jahannama, każālika najziẓ-ẓālimīna. Siapa saja di antara mereka malaikat yang berkata, “Sesungguhnya aku adalah tuhan selain-Nya,” maka dia itu Kami beri balasan dengan neraka Jahanam. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang zalim. اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ Awalam yaral-lażīna kafarū annas-samāwāti wal-arḍa kānatā ratqan fa fataqnāhumā, wa jaalnā minal-mā'i kulla syai'in ḥayyin, afalā yu'minūna. Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman? وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ Wa jaalnā fil-arḍi rawāsiya an tamīda bihim, wa jaanā fīhā fijājan subulal laallahum yahtadūna. Kami telah menjadikan di bumi gunung-gunung yang kukuh agar tidak berguncang bersama mereka dan Kami menjadikan pula di sana jalan-jalan yang luas agar mereka mendapat petunjuk. وَجَعَلْنَا السَّمَاۤءَ سَقْفًا مَّحْفُوْظًاۚ وَهُمْ عَنْ اٰيٰتِهَا مُعْرِضُوْنَ Wa jaalnas-samā'a saqfam maḥfūẓān, wa hum an āyātihā muriḍūna. Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, tetapi mereka tetap berpaling dari tanda-tandanya yang menunjukkan kebesaran Allah, seperti matahari dan bulan. وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ Wa huwal-lażī khalaqal-laila wan-nahāra wasy-syamsa wal-qamara, kullun fī falakiy yasbaḥūna. Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya. وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَۗ اَفَا۟ىِٕنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخٰلِدُوْنَ Wa mā jaalnā libasyarim min qablikal-khulda, afa'im mitta fahumul-khālidūna. Kami tidak menjadikan keabadian bagi seorang manusia pun sebelum engkau Nabi Muhammad. Maka, jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal? كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ Kullu nafsin żā'iqatul-mauti, wa nablūkum bisy-syarri wal-khairi fitnahtan, wa ilainā turjaūna. Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kepada Kamilah kamu akan dikembalikan. وَاِذَا رَاٰكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ يَّتَّخِذُوْنَكَ اِلَّا هُزُوًاۗ اَهٰذَا الَّذِيْ يَذْكُرُ اٰلِهَتَكُمْۚ وَهُمْ بِذِكْرِ الرَّحْمٰنِ هُمْ كٰفِرُوْنَ Wa iżā ra'ākal-lażīna kafarū iy yattakhiżūnaka illā huzuwān, ahāżal-lażī yażkuru ālihatakum, wa hum biżikrir-raḥmāni hum kāfirūna. Apabila orang-orang yang kufur itu melihat engkau Nabi Muhammad, mereka hanya menjadikan engkau bahan ejekan. Mereka mengatakan, “Inikah orang yang mencela tuhan-tuhanmu?” Padahal, mereka orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pengasih. خُلِقَ الْاِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍۗ سَاُورِيْكُمْ اٰيٰتِيْ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْنِ Khuliqal-insānu min ajalin, sa'urīkum āyātī falā tastajilūni. Manusia diciptakan bersifat tergesa-gesa. Kelak Aku akan memperlihatkan kepadamu azab yang menjadi tanda-tanda kekuasaan- Ku. Maka, janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya. وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Wa yaqūlūna matā hāżal-wadu in kuntum ṣādiqīna. Mereka berkata, “Kapankah janji ini akan datang, jika kamu orang yang benar?” لَوْ يَعْلَمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا حِيْنَ لَا يَكُفُّوْنَ عَنْ وُّجُوْهِهِمُ النَّارَ وَلَا عَنْ ظُهُوْرِهِمْ وَلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ Lau yalamul-lażīna kafarū ḥīna lā yakuffūna aw wujūhihimun nāra wa lā an ẓuhūrihim wa lā hum yunṣarūna. Seandainya orang-orang yang kufur itu mengetahui saat mereka tidak mampu mengelakkan api neraka dari wajah dan punggung mereka dan saat mereka tidak mendapat pertolongan, tentulah mereka tidak meminta agar azab itu disegerakan. بَلْ تَأْتِيْهِمْ بَغْتَةً فَتَبْهَتُهُمْ فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ رَدَّهَا وَلَا هُمْ يُنْظَرُوْنَ Bal ta'tīhim bagtatan fa tabhatuhum falā yastaṭīūna raddahā wa lā hum yunẓarūna. Sebenarnya hari Kiamat itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, lalu menjadikan mereka panik. Maka, mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak pula diberi penangguhan waktu. وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ Wa laqadistuhzi'a birusulim min qablika fa ḥāqa bil-lażīna sakhirū minhum mā kānū bihī yastahzi'ūna. Sungguh, rasul-rasul sebelum engkau Nabi Muhammad telah diperolok-olokkan, lalu karena itu turunlah kepada orang-orang yang mencemooh mereka rasul-rasul apa azab yang selalu mereka perolok-olokkan. قُلْ مَنْ يَّكْلَؤُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمٰنِۗ بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُّعْرِضُوْنَ Qul may yakla'ukum bil-laili wan-nahāri minar-raḥmāni, bal hum an żikrihim muriḍūna. Katakanlah, “Siapakah yang akan menjaga kamu pada waktu malam dan siang dari siksaan Allah Yang Maha Pengasih?” Bahkan, mereka berpaling dari mengingat Tuhan mereka. اَمْ لَهُمْ اٰلِهَةٌ تَمْنَعُهُمْ مِّنْ دُوْنِنَاۗ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَ اَنْفُسِهِمْ وَلَا هُمْ مِّنَّا يُصْحَبُوْنَ Am lahum ālihatun tamnauhum min dūninā, lā yastaṭīūna naṣra anfusihim wa lā hum minnā yuṣḥabūna. Ataukah mereka mempunyai tuhan-tuhan selain Kami yang dapat memelihara mereka dari azab Kami? Tuhan-tuhan mereka itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan tidak pula dilindungi dari azab Kami. بَلْ مَتَّعْنَا هٰٓؤُلَاۤءِ وَاٰبَاۤءَهُمْ حَتّٰى طَالَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُۗ اَفَلَا يَرَوْنَ اَنَّا نَأْتِى الْاَرْضَ نَنْقُصُهَا مِنْ اَطْرَافِهَاۗ اَفَهُمُ الْغٰلِبُوْنَ Bal mattanā hā'ulā'i wa ābā'ahum ḥattā ṭāla alaihimul-umuru, afalā yarauna annā na'til-arḍa nanquṣuhā min aṭrāfihā, afahumul-gālibūna. Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup di dunia hingga panjang usia mereka. Maka, tidakkah mereka melihat bahwa Kami mendatangi negeri yang berada di bawah kekuasaan orang kafir, lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujungnya? Merekakah yang menang? قُلْ اِنَّمَآ اُنْذِرُكُمْ بِالْوَحْيِۖ وَلَا يَسْمَعُ الصُّمُّ الدُّعَاۤءَ اِذَا مَا يُنْذَرُوْنَ Qul innamā unżirukum bil-waḥyi, wa lā yasmauṣ-ṣummud-duā'a iżā mā yunżarūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya aku hanya memperingatkanmu dengan wahyu.” Akan tetapi, orang-orang tuli musyrik tidak mendengarkan seruan bila mereka diberi peringatan. وَلَىِٕنْ مَّسَّتْهُمْ نَفْحَةٌ مِّنْ عَذَابِ رَبِّكَ لَيَقُوْلُنَّ يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ Wa la'im massathum nafḥatum min ażābi rabbika layaqūlunna yā wailanā innā kunnā ẓālimīna. Jika mereka ditimpa sedikit saja azab Tuhanmu, pastilah mereka berkata, “Celakalah kami! Sesungguhnya kami adalah orang yang selalu menzalimi diri sendiri.” وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حٰسِبِيْنَ Wa naḍaul-mawāzīnal-qisṭa liyaumil-qiyāmati falā tuẓlamu nafsun syai'ān, wa in kāna miṡqāla ḥabbatim min khardalin atainā bihā, wa kafā binā ḥāsibīna. Kami akan meletakkan timbangan amal yang tepat pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun dirugikan walaupun sedikit. Sekalipun amal itu hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ الْفُرْقَانَ وَضِيَاۤءً وَّذِكْرًا لِّلْمُتَّقِيْنَ ۙ Wa laqad ātainā mūsā wa hārūnal-furqāna wa ḍiyā'aw wa żikral lil-muttaqīna. Sungguh, Kami telah menganugerahkan kepada Musa dan Harun Al-Furqan Kitab Taurat, sinar kehidupan, dan peringatan bagi orang-orang yang bertakwa. الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُوْنَ Allażīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi wa hum minas-sāati musyfiqūna. Yaitu orang-orang yang takut azab Tuhannya, sekalipun mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan tibanya hari Kiamat. وَهٰذَا ذِكْرٌ مُّبٰرَكٌ اَنْزَلْنٰهُۗ اَفَاَنْتُمْ لَهٗ مُنْكِرُوْنَ ࣖ Wa hāżā żikrum mubārakun anzalnāhu, afa antum lahū munkirūna. Ini Al-Qur’an adalah peringatan yang diberkahi yang telah Kami turunkan. Maka, apakah kamu menjadi pengingkar terhadapnya? ۞ وَلَقَدْ اٰتَيْنَآ اِبْرٰهِيْمَ رُشْدَهٗ مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا بِهٖ عٰلِمِيْنَ Wa laqad ātainā ibrāhīma rusydahū min qablu wa kunnā bihī ālimīna. Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan kepada Ibrahim petunjuk sebelum Musa dan Harun dan Kami telah mengetahui dirinya. اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَا هٰذِهِ التَّمَاثِيْلُ الَّتِيْٓ اَنْتُمْ لَهَا عٰكِفُوْنَ Iż qāla li'abīhi wa qaumihī mā hāżihit-tamāṡīlul-latī antum lahā ākifūna. Ingatlah ketika dia Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya?” قَالُوْا وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا لَهَا عٰبِدِيْنَ Qālū wajadnā ābā'anā lahā ābidīna. Mereka menjawab, “Kami mendapati nenek moyang kami menjadi para penyembahnya” قَالَ لَقَدْ كُنْتُمْ اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمْ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Qāla laqad kuntum antum wa ābā'ukum fī ḍalālim mubīnin. Dia Ibrahim berkata, “Sungguh, kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.” قَالُوْٓا اَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ اَمْ اَنْتَ مِنَ اللّٰعِبِيْنَ Qālū aji'tanā bil-ḥaqqi am anta minal-lāibīna. Mereka berkata, “Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran atau engkau hanya bermain-main?” قَالَ بَلْ رَّبُّكُمْ رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الَّذِيْ فَطَرَهُنَّۖ وَاَنَا۠ عَلٰى ذٰلِكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ Qāla bar rabbukum rabbus-samāwāti wal-arḍil-lażī faṭarahunna, wa ana alā żālikum minasy-syāhidīna. Dia Ibrahim menjawab, “Sebenarnya, Tuhan kamu adalah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya dan aku adalah salah satu saksi atas itu.” وَتَاللّٰهِ لَاَكِيْدَنَّ اَصْنَامَكُمْ بَعْدَ اَنْ تُوَلُّوْا مُدْبِرِيْنَ Wa tallāhi la'akīdanna aṣnāmakum bada an tuwallū mudbirīna. Nabi Ibrahim berkata dalam hatinya, “Demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.” فَجَعَلَهُمْ جُذٰذًا اِلَّا كَبِيْرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ اِلَيْهِ يَرْجِعُوْنَ Fa jaalahum jużāżan illā kabīral lahum laallahum ilaihi yarjiūna. Dia Ibrahim lalu menjadikan mereka berhala-berhala itu hancur berkeping-keping, kecuali satu patung yang terbesar milik mereka agar mereka kembali untuk bertanya kepadanya. قَالُوْا مَنْ فَعَلَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَآ اِنَّهٗ لَمِنَ الظّٰلِمِيْنَ Qālū man faala hāżā bi'ālihatinā innahū laminaẓ-ẓālimīna. Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang-orang zalim.” قَالُوْا سَمِعْنَا فَتًى يَّذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهٗٓ اِبْرٰهِيْمُ ۗ Qālū saminā fatay yażkuruhum yuqālu lahū ibrāhīmu. Mereka para penyembah berhala yang lain berkata, “Kami mendengar seorang pemuda yang mencela mereka berhala-berhala. Dia dipanggil dengan nama Ibrahim.” قَالُوْا فَأْتُوْا بِهٖ عَلٰٓى اَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُوْنَ Qālū fa'tū bihī alā ayunin-nāsi laallahum yasyhadūna. Mereka berkata, “Kalau demikian, bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak agar mereka menyaksikan-nya.” قَالُوْٓا ءَاَنْتَ فَعَلْتَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَا يٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۗ Qālū a'anta faalta hāżā bi'ālihatinā yā ibrāhīmu. Mereka bertanya, “Apakah engkau yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?” قَالَ بَلْ فَعَلَهٗ كَبِيْرُهُمْ هٰذَا فَسْـَٔلُوْهُمْ اِنْ كَانُوْا يَنْطِقُوْنَ Qāla bal faalahū kabīruhum hāżā fas'alūhum in kānū yanṭiqūna. Dia Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung besar ini yang melakukannya. Tanyakanlah kepada mereka patung-patung lainnya jika mereka dapat berbicara.” فَرَجَعُوْٓا اِلٰٓى اَنْفُسِهِمْ فَقَالُوْٓا اِنَّكُمْ اَنْتُمُ الظّٰلِمُوْنَ ۙ Fa rajaū ilā anfusihim fa qālū innakum antumuẓ-ẓālimūna. Maka, mereka kembali kepada diri mereka sendiri mulai sadar lalu berkata kepada sesama mereka, “Sesungguhnya kamulah yang menzalimi diri sendiri.” ثُمَّ نُكِسُوْا عَلٰى رُءُوْسِهِمْۚ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هٰٓؤُلَاۤءِ يَنْطِقُوْنَ Ṡumma nukisū alā ru'ūsihim, laqad alimta mā hā'ulā'i yanṭiqūna. Kemudian mereka menundukkan kepala lalu berkata, “Engkau Ibrahim pasti tahu bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.” قَالَ اَفَتَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يَضُرُّكُمْ ۗ Qāla afatabudūna min dūnillāhi mā lā yanfaukum syai'aw wa lā yaḍurrukum. Dia Ibrahim berkata, “Mengapa kamu menyembah sesuatu selain Allah yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kamu? اُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗاَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Uffil lakum wa limā tabudūna min dūnillāhi, afalā taqilūna. Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Apakah kamu tidak mengerti?” قَالُوْا حَرِّقُوْهُ وَانْصُرُوْٓا اٰلِهَتَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ Qālū ḥarriqūhu wanṣurū ālihatakum in kuntum fāilīna. Mereka berkata, “Bakarlah dia Ibrahim dan bantulah tuhan-tuhan kamu jika kamu benar-benar hendak berbuat.” قُلْنَا يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ Qulnā yā nāru kūnī bardaw wa salāman alā ibrāhīma. Kami Allah berfirman, “Wahai api, jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!” وَاَرَادُوْا بِهٖ كَيْدًا فَجَعَلْنٰهُمُ الْاَخْسَرِيْنَ ۚ Wa arādū bihī kaidan fa jaalnāhumul-akhsarīna. Mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, tetapi Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi. وَنَجَّيْنٰهُ وَلُوْطًا اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْناَ فِيْهَا لِلْعٰلَمِيْنَ Wa najjaināhu wa lūṭan ilal-arḍil-latī bāraknā fīhā lil-ālamīna. Kami menyelamatkannya Ibrahim dan Lut ke tanah Syam yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam. وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ نَافِلَةً ۗوَكُلًّا جَعَلْنَا صٰلِحِيْنَ Wa wahabnā lahū isḥāqa wa yaqūba nāfilahtan, wa kullan jaalnā ṣāliḥīna. Kami juga menganugerahkan kepadanya Ibrahim Ishaq anak dan sebagai tambahan Kami anugerahkan pula Yaqub cucu. Masing-masing Kami jadikan orang yang saleh. وَجَعَلْنٰهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا وَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرٰتِ وَاِقَامَ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءَ الزَّكٰوةِۚ وَكَانُوْا لَنَا عٰبِدِيْنَ ۙ Wa jaalnāhum a'immatay yahdūna bi'amrinā wa auḥainā ilaihim filal-khairāti wa iqāmaṣ-ṣalāti wa ītā'az-zakāhti, wa kānū lanā ābidīna. Kami menjadikan mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk atas perintah Kami dan Kami mewahyukan kepada mereka perintah berbuat kebaikan, menegakkan salat, dan menunaikan zakat, serta hanya kepada Kami mereka menyembah. وَلُوْطًا اٰتَيْنٰهُ حُكْمًا وَّعِلْمًا وَّنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْقَرْيَةِ الَّتِيْ كَانَتْ تَّعْمَلُ الْخَبٰۤىِٕثَ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمَ سَوْءٍ فٰسِقِيْنَۙ Wa lūṭan ātaināhu ḥumkaw wa ilmaw wa najjaināhu minal-qaryatil-latī kānat tamalul-khabā'iṡa, innahum kānū qauma sau'in fāsiqīna. Kepada Lut, Kami menganugerahkan hikmah serta ilmu dan Kami menyelamatkannya dari azab yang telah menimpa penduduk negeri Sodom yang melakukan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik. وَاَدْخَلْنٰهُ فِيْ رَحْمَتِنَاۗ اِنَّهٗ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ ࣖ Wa adkhalnāhu fī raḥmatinā, innahū minaṣ-ṣāliḥīna. Kami memasukkannya ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya dia termasuk golongan orang-orang yang saleh. وَنُوْحًا اِذْ نَادٰى مِنْ قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَنَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِ ۚ Wa nūḥan iż nādā min qablu fastajabnā lahū fa najjaināhu wa ahlahū minal-karbil-aẓīmi. Ingatlah Nuh ketika dia berdoa sebelum itu. Kami memperkenankan doa-nya dan Kami menyelamatkannya bersama pengikutnya dari bencana yang besar. وَنَصَرْنٰهُ مِنَ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمَ سَوْءٍ فَاَغْرَقْنٰهُمْ اَجْمَعِيْنَ Wa naṣarnāhu minal-qaumil-lażīna każżabū bi'āyātinā, innahum kānū qauma sau'in fa agraqnāhum ajmaīna. Kami menolongnya dari orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya. وَدَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ اِذْ يَحْكُمٰنِ فِى الْحَرْثِ اِذْ نَفَشَتْ فِيْهِ غَنَمُ الْقَوْمِۚ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شٰهِدِيْنَ ۖ Wa dāwūda wa sulaimāna iż yaḥkumāni fil-ḥarṡi iż nafasyat fīhi ganamul-qaumi, wa kunnā liḥukmihim syāhidīna. Ingatlah Daud dan Sulaiman ketika mereka memberikan keputusan mengenai ladang yang dirusak pada malam hari oleh kambing-kambing milik kaumnya. Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu. فَفَهَّمْنٰهَا سُلَيْمٰنَۚ وَكُلًّا اٰتَيْنَا حُكْمًا وَّعِلْمًاۖ وَّسَخَّرْنَا مَعَ دَاوٗدَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَۗ وَكُنَّا فٰعِلِيْنَ Fa fahhamnāhā sulaimāna, wa kullan ātainā ḥukmaw wa ilmān, wa sakhkharnā maa dāwūdal-jibāla yusabbiḥna waṭ-ṭaira, wa kunnā fāilīna. Lalu, Kami memberi pemahaman kepada Sulaiman tentang keputusan yang lebih tepat. Kepada masing-masing Daud dan Sulaiman Kami memberi hikmah dan ilmu. Kami menundukkan gunung-gunung dan burung-burung untuk bertasbih bersama Daud. Kamilah yang melakukannya. وَعَلَّمْنٰهُ صَنْعَةَ لَبُوْسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِّنْۢ بَأْسِكُمْۚ فَهَلْ اَنْتُمْ شٰكِرُوْنَ Wa allamnāhu ṣanata labūsil lakum lituḥṣinakum mim ba'sikum, fahal antum syākirūna. Kami mengajarkan pula kepada Daud cara membuat baju besi untukmu guna melindungimu dari serangan musuhmu dalam peperangan. Maka, apakah kamu bersyukur kepada Allah? وَلِسُلَيْمٰنَ الرِّيْحَ عَاصِفَةً تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖٓ اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَاۗ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عٰلِمِيْنَ Wa lisulaimānar-rīḥa āṣifatan tajrī bi'amrihī ilal-arḍil-latī bāraknā fīhā, wa kunnā bikulli syai'in ālimīna. Kami menundukkan pula untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri berkah padanya. Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. وَمِنَ الشَّيٰطِيْنِ مَنْ يَّغُوْصُوْنَ لَهٗ وَيَعْمَلُوْنَ عَمَلًا دُوْنَ ذٰلِكَۚ وَكُنَّا لَهُمْ حٰفِظِيْنَ ۙ Wa minasy-syayāṭīna may yagūṣūna lahū wa yamalūna amalan dūna żālika, wa kunnā lahum ḥāfiẓīna. Kami tundukkan pula kepada Sulaiman segolongan setan yang menyelam ke dalam laut untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain itu. Kamilah yang memelihara mereka itu. ۞ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ ۚ Wa ayyūba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta arḥamur-rāḥimīna. Ingatlah Ayyub ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ ۚ Fastajabnā lahū fa kasyafnā mā bihī min ḍurriw wa ātaināhu ahlahū wa miṡlahum maahum raḥmatam min indinā wa żikrā lil-ābidīna. Maka, Kami mengabulkan doa-nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya, Kami mengembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami melipatgandakan jumlah mereka sebagai suatu rahmat dari Kami dan pengingat bagi semua yang menyembah Kami. وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِدْرِيْسَ وَذَا الْكِفْلِۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰبِرِيْنَ ۙ Wa ismāīla wa idrīsa wa żal-kifli, kullum minaṣ-ṣābirīna. Ingatlah pula Ismail, Idris, dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang sabar. وَاَدْخَلْنٰهُمْ فِيْ رَحْمَتِنَاۗ اِنَّهُمْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ Wa adkhalnāhum fī raḥmatinā, innahum minaṣ-ṣāliḥīna. Kami memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang saleh. وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ Wa żan-nūni iż żahaba mugāḍiban fa ẓanna allan naqdira alaihi fa nādā fiẓ-ẓulumāti allā ilāha illā anta subḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīna. Ingatlah pula Zun Nun Yunus ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.” فَاسْتَجَبْنَا لَهٗۙ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّۗ وَكَذٰلِكَ نُـْۨجِى الْمُؤْمِنِيْنَ Fastajabnā lahū wa najjaināhu minal-gammi, wa każālika nunjil-mu'minīna. Kami lalu mengabulkan doa-nya dan Kami menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang mukmin. وَزَكَرِيَّآ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ ۚ Wa zakariyyā iż nādā rabbahū rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīna. Ingatlah Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan, sedang Engkau adalah sebaik-baik waris. فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖوَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ Fastajabnā lahū, wa wahabnā lahū yaḥyā wa aṣlaḥnā lahū zaujahū, innahum kānū yusāriūna fil-khairāti wa yadūnanā ragabaw wa rahabān, wa kānū lanā khāsyiīna. Maka, Kami mengabulkan doa-nya, menganugerahkan Yahya kepadanya, dan menjadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan dan berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami. وَالَّتِيْٓ اَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهَا مِنْ رُّوْحِنَا وَجَعَلْنٰهَا وَابْنَهَآ اٰيَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ Wal-latī aḥṣanat farjahā fa nafakhnā fīhā mir rūḥinā wa jaalnāhā wabnahā āyatal lil-ālamīna. Ingatlah pula Maryam yang memelihara kehormatannya, lalu Kami meniupkan roh dari Kami ke dalam tubuh-nya. Kami menjadikan dia dan anaknya sebagai tanda kebesaran Kami bagi seluruh alam. اِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةًۖ وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ Inna hāżihī ummatukum ummataw wāḥidahtan, wa ana rabbukum fabudūni. Sesungguhnya ini agama tauhid adalah agamamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu. Maka, sembahlah Aku. وَتَقَطَّعُوْٓا اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْۗ كُلٌّ اِلَيْنَا رٰجِعُوْنَ ࣖ Wa taqaṭṭaū amrahum bainahum, kullun ilainā rājiūna. Akan tetapi, mereka terpecah-belah dalam urusan agama di antara mereka. Masing-masing golongan itu akan kembali kepada Kami. فَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهٖۚ وَاِنَّا لَهٗ كٰتِبُوْنَ Famay yamal minaṣ-ṣāliḥāti wa huwa mu'minun falā kufrāna lisayihī, wa innā lahū kātibūna. Siapa yang mengerjakan kebajikan dan dia beriman, maka usahanya tidak akan diingkari disia-siakan. Sesungguhnya Kamilah yang mencatat untuknya. وَحَرٰمٌ عَلٰى قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَآ اَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَ Wa ḥarāmun alā qaryatin ahlaknāhā, innahum lā yarjiūna. Mustahil bagi penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan akan kembali ke dunia, حَتّٰىٓ اِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوْجُ وَمَأْجُوْجُ وَهُمْ مِّنْ كُلِّ حَدَبٍ يَّنْسِلُوْنَ Ḥattā iżā futiḥat ya'jūju wa ma'jūju wa hum min kulli ḥadabiy yansilūna. hingga apabila tembok Ya’juj dan Ma’juj dibuka dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَاِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ اَبْصَارُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ يٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا بَلْ كُنَّا ظٰلِمِيْنَ Waqtarabal-wadul-ḥaqqu fa iżā hiya syākhiṣatun abṣārul-lażīna kafarū, yā wailanā qad kunnā fī gaflatim min hāżā bal kunnā ẓālimīna. Apabila janji yang benar yakni hari Kiamat telah makin dekat, tiba-tiba mata orang-orang yang kufur terbelalak. Mereka berkata, “Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang zalim.” اِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ حَصَبُ جَهَنَّمَۗ اَنْتُمْ لَهَا وٰرِدُوْنَ Innakum wa mā tabudūna min dūnillāhi ḥaṣabu jahannama, antum lahā wāridūna. Sesungguhnya kamu orang kafir dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah bahan bakar neraka Jahanam. Kamu pasti masuk ke dalamnya. لَوْ كَانَ هٰٓؤُلَاۤءِ اٰلِهَةً مَّا وَرَدُوْهَاۗ وَكُلٌّ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Lau kāna hā'ulā'i ālihatam mā waradūhā, wa kullun fīhā khālidūna. Seandainya berhala-berhala itu tuhan, tentu mereka tidak akan memasukinya neraka. Semuanya akan kekal di dalamnya. لَهُمْ فِيْهَا زَفِيْرٌ وَّهُمْ فِيْهَا لَا يَسْمَعُوْنَ Lahum fīhā zafīruw wa hum fīhā lā yasmaūna. Mereka merintih dan menjerit di dalamnya neraka dan mereka di dalamnya tidak dapat mendengar apa pun. اِنَّ الَّذِيْنَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِّنَّا الْحُسْنٰىٓۙ اُولٰۤىِٕكَ عَنْهَا مُبْعَدُوْنَ ۙ Innal-lażīna sabaqat lahum minnal-ḥusnā, ulā'ika anhā mubadūna. Sesungguhnya orang-orang yang telah ada ketetapan yang baik untuk mereka dari Kami, mereka akan dijauhkan dari neraka. لَا يَسْمَعُوْنَ حَسِيْسَهَاۚ وَهُمْ فِيْ مَا اشْتَهَتْ اَنْفُسُهُمْ خٰلِدُوْنَ ۚ Lā yasmaūna ḥasīsahā, wa hum fīmasytahat anfusuhum khālidūna. Mereka tidak mendengar bunyi desis api neraka dan mereka kekal dalam menikmati semua yang mereka inginkan. لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْاَكْبَرُ وَتَتَلَقّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُۗ هٰذَا يَوْمُكُمُ الَّذِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ Lā yaḥzunuhumul-fazaul-akbaru wa tatalaqqāhumul-malā'ikahtu, hāżā yaumukumul-lażī kuntum tūadūna. Kejutan yang dahsyat hari Kiamat tidak membuat mereka sedih dan para malaikat akan menyambut mereka dengan ucapan, “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.” يَوْمَ نَطْوِى السَّمَاۤءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِۗ كَمَا بَدَأْنَآ اَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيْدُهٗۗ وَعْدًا عَلَيْنَاۗ اِنَّا كُنَّا فٰعِلِيْنَ Yauma naṭwis-samā'a kaṭayyis-sijilli lil-kutibi, kamā bada'nā awwala khalqin nuīduhū, wadan alainā, innā kunnā fāilīna. Ingatlah hari ketika Kami menggulung langit seperti halnya gulungan lembaran-lembaran catatan. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. Itu adalah janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kami akan melaksanakannya. وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْۢ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ Wa laqad katabnā fiz-zabūri mim badiż-żikri annal-arḍa yariṡuhā ibādiyaṣ-ṣāliḥūna. Sungguh, Kami telah menuliskan di dalam Zabur setelah tertulis di dalam aż-Żikr Lauh Mahfuz bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh. اِنَّ فِيْ هٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوْمٍ عٰبِدِيْنَ ۗ Inna fī hāżā labalāgal liqaumin ābidīna. Sesungguhnya di dalam Al-Qur’an ini benar-benar terdapat pesan yang jelas bagi kaum penyembah Allah. وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-ālamīna. Kami tidak mengutus engkau Nabi Muhammad, kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. قُلْ اِنَّمَا يُوْحٰىٓ اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ Qul innamā yūḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhuw wāḥidun, fahal antum muslimūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku hanyalah ketetapan bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, apakah kamu telah berserah diri kepada-Nya?” فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ اٰذَنْتُكُمْ عَلٰى سَوَاۤءٍۗ وَاِنْ اَدْرِيْٓ اَقَرِيْبٌ اَمْ بَعِيْدٌ مَّا تُوْعَدُوْنَ Fa in tawallau fa qul āżantukum alā sawā'in, wa in adrī aqarībun am baīdum mā tūadūna. Maka, jika mereka berpaling, katakanlah Nabi Muhammad, “Aku telah menyampaikan kepadamu seluruh ajaran sehingga kita mempunyai pengetahuan yang sama. Aku tidak mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh.” اِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ مِنَ الْقَوْلِ وَيَعْلَمُ مَا تَكْتُمُوْنَ Innahū yalamul-jahra minal-qauli wa yalamu mā taktumūna. Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan yang kamu ucapkan dengan terang-terangan dan mengetahui pula apa yang kamu rahasiakan. وَاِنْ اَدْرِيْ لَعَلَّهٗ فِتْنَةٌ لَّكُمْ وَمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ Wa in adrī laallahū fitnatul lakum wa matāun ilā ḥīnin. Aku tidak mengetahui bahwa boleh jadi hal itu penundaan azab merupakan cobaan dan kesenangan bagimu sampai waktu yang ditentukan. قٰلَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ ࣖ Qāla rabbiḥkum bil-ḥaqqi, wa rabbunar-raḥmānul-mustaānu alā mā taṣifūna. Dia Nabi Muhammad berkata, “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Tuhan kami adalah Tuhan Yang Maha Pengasih dan yang dimintai segala pertolongan atas semua yang kamu katakan.”
فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَوَهَبْنَا لَهُۥ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ Arab-Latin Fastajabnā lahụ wa wahabnā lahụ yaḥyā wa aṣlaḥnā lahụ zaujah, innahum kānụ yusāri'ụna fil-khairāti wa yad'ụnanā ragabaw wa rahabā, wa kānụ lanā khāsyi'īnArtinya Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. Al-Anbiya 89 ✵ Al-Anbiya 91 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Menarik Mengenai Surat Al-Anbiya Ayat 90 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anbiya Ayat 90 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir menarik dari ayat ini. Ada sekumpulan penjelasan dari banyak mufassir mengenai isi surat Al-Anbiya ayat 90, antara lain sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaMaka Kami mengabulkan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya dalam kondisi tua renta, putranya, Yahya. Dan Kami menjadikan istrinya wanita baik akhlaknya dan wanita yang normal yang dapat mengandung dan melahirkan, setelah sebelumnya dia adalah seorang wanita yang mandul. Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang bersegera menujun kepada setiap kebajikan, dan memohon kepada kami dengan penuh mengharap kebaikan yang ada di sisi Kami, juga takut terhadap siksaan Kami. Dan mereka adalah orang-orang yang tunduk lagi rendah hati.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram90. Maka Kami kabulkan doanya. Kami karuniakan padanya seorang putra bernama Yahya, dan menjadikan istrinya dapat mengandung setelah sebelumnya merupakan wanita yang mandul. Sesungguhnya Zakariya, istrinya dan putranya dahulu selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan, dan mereka senantiasa berdoa kepada Kami dengan mengharapkan pahala dari sisi Kami, dan merasa cemas dari adanya hukuman Kami, dan sungguh mereka adalah orang-orang yang khusyuk lagi tunduk kepada Kami.📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah90. فَاسْتَجَبْنَا لَهُۥ Maka Kami memperkenankan doanya Yakni mengabulkan doanya. وَوَهَبْنَا لَهُۥ يَحْيَىٰ dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya Telah disebutkan sebelumnya dalam surat Maryam. وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥٓ ۚ dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung Dahulu istrinya mandul, kemudian Allah menjadikannya dapat memberi keturunan. Pendapat lain mengatakan dahulu istrinya memiliki akhlak yang buruk, kemudian Allah menjadikannya istri yang berakhlak baik. إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسٰرِعُونَ فِى الْخَيْرٰتِSesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik Mereka senantiasa mempersembahkan amal kebaikan tanpa lelah. وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas Yakni mereka bersimpuh kepada Allah dengan harapan mendapat kebaikan dan dijauhkan dari keburukan baik itu di waktu lapang maupun di waktu susah. وَكَانُوا۟ لَنَا خٰشِعِينَDan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami Yakni tunduk dan merendahkan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Allah memberi nikmat kepada Zakaria dengan firman-Nya { وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥٓ ۚ} "dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung" dari segi bahasa kata إصْلَاح berarti memperbaiki, oleh karena itu para ulama mengatakan menjadi kewajiban setiap kaum lelaki untuk senantiasa bersungguh-bersungguh mengharap ridho Allah dengan memperbaiki kadaan istrinya. 2 . Ayat ini merupakan manhaj yang benar dalam mengingatkan kita agar selalu memohon kebaikan kepada Allah tatkala disebutkan suatu kebaikan dari para orang-orang shalih. Abu Bakr ash-Shiddiq berkata Inilah kitab Allah, yang tidak akan pernah sirna keajaibannya, dan tidak akan mati cahayanya, mohonlah kalian darinya penerangan hari ini untuk hari yang akan sangat gelap, dan mohonlah kalian darinya nasihat dan penjelasannya, karena sesungguhnya Allah telah memuji dan memuliakan suatu kaum dalam firman-Nya { إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ } "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami" 3 . { إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ } "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik" ayat tidak mengatakan يُسَٰرِعُونَ إلى ٱلْخَيْرَٰتِ karena mereka benar-benar berada dalam lingkaran itu, tidak untuk sekedar mencoba. 4 . Barangsiapa yang mengamati kisah para nabi yang diceritakan oleh Allah dalam surah al-Anbiya', dan bagaimana Ibrahim selamat dari kobaran api, dan Luth dari masyarakat kampung yang seluruhnya berbuat kekejian, dan Nuh dari pada ombak yang besar, dan juga bagaimana Allah mengajari Daud dan memahamkan kepada SUlaiman, juga bagaimana Allah membukakan kesususahan dari Ayyub, dan memberikan anak keturunan kepada Zakaria? kemudian Allah berfirman { إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ } "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami" niscaya ia akan memahami bagaimana doa-doa dan permintaan tu dikabulkan oleh Allah. 5 . Diantara gambaran keluarga harmonis adalah dimana sepasang suami-istri saling berlomba-lomba dalam kebaikan... istri membantu suaminya, dan suami membantu istrinya, mereka melukiskan detik-detik keharmonisan rumah tangga nabi yang dijadikan sebagai tolak ukur kebaikan untuk setiap keluarga; maka adakah yang mengambil pelajaran dari kisah Zakaria bersama istrinya? { إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ } "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami" niscaya ia akan memahami bagaimana doa-doa dan permintaan itu dikabulkan oleh Allah. 6 . { وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ} "dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas" Hasan al-Bashri berkata tentang ayat ini ketakutan mereka terus berlanjut sampai-sampai ketakutan itu tidak bisa terlepas dari hati meraka, jika datang mereka suatu kecendrungan, mereka takut jika itu adalah istidraj dari Allah bagi mereka, dan jika datang kepada mereka rasa cemas, mereka takut jika itu adalah perintah Allah agar diambil dari mereka apa yang dimiliki. 7 . Jika seorang mukmin mengamati ayat ini dengan seksama, niscaya akan mendapati bahwa jalan tepat bagi dirinya dalam ibadah dan kehidupannya, adalah dengan menyeimbangkan antara rasa harap dan cemas, tidak mengutamakan satu dari keduanya diatas lainnya, dan inilah yang menjadi pegangan para nabi dan orang terdahulu dari ummat ini.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah90. Lalu Kami kabulkan doanya dan Kami anugerahkan kepadanya anak yang bernama Yahya. Kami jadikan istrinya bisa melahirkan setelah sebelumnya mandul. Sesungguhnya Zakaria, istrinya, anaknya, Yahya, dan nabi-nabi yang telah disebutkan itu selalu bergegas untuk melakukan ketaatan dan tunduk kepada Kami seraya mengharapkan rahmat dan kebaikan dari Kami dan takut dari azab Kami dan perbuatan buruk baik dalam keadaan menderita maupun sejahtera. Dan mereka itu adalah orang-orang yang rendah hati dalam beribadah kepada Kami.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{lalu Kami mengabulkan doanya, menganugerahkan Yahya kepadanya, dan menjadikan shalihah istrinya} dan Kami menjadikan istrinya shalihah {Sesungguhnya mereka selalu bersegera} bersegera {dalam kebaikan dan berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas} mengharap pahala dan takut pada hukuman {Mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami} merendah dan tundukMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Anbiya ayat 90 Setelah sebelumnya mandul berkat doa Zakaria. Inilah di antara pentingnya mencari teman hidup yang saleh agar mendapatkan pula kebaikannya. Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan para nabi dan rasul secara sendiri-sendiri, maka Allah puji mereka secara umum. Yakni ketaatan. Mereka segera melakukannya pada waktu-waktu yang utama, menyempurnakannya dan tidak meninggalkan satu keutamaan pun yang mampu dilakukan kecuali dilakukannya serta memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Maksudnya, mereka meminta kepada Allah dalam hal yang yang diinginkan yang terkait dengan maslahat dunia dan akhirat, serta berlindung kepada-Nya dari sesuatu yang tidak diinginkan yang ada di dunia dan akhirat. Mereka berharap dan cemas, tidak lalai dan tidak mengulur-ulur. Menurut Ats Tsauri, maksud dengan harap dan cemas adalah, bahwa mereka mengharapkan apa kenikmatan yang ada di sisi-Nya dan takut terhadap azab di sisi-Nya. Dalam ibadahnya. Hal ini karena tingginya ma’rifat pengenalan mereka terhadap Tuhan mereka.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anbiya Ayat 90Karena zakaria terus berusaha dan tekun berdoa memohon keturunan, maka kami kabulkan doa-Nya, meskipun istrinya sudah tua dan mandul. Dan kami pun menganugerahkan kepadanya yahya, seorang anak yang cerdas dan saleh; dan kami jadikan istrinya yang tua dan mandul itu dapat mengandung. Sungguh, mereka, zakaria dan istrinya, senantiasa bersegera dalam mengerjakan berbagai kebaikan yang menyebabkan doanya dikabulkan; dan mereka senantiasa berdoa kepada kami untuk mendapatkan keturunan dengan penuh harap akan dikabulkan dan cemas karena menyadari istrinya tua dan mandul. Dan mereka orang-orang yang khusyuk, dalam beribadah dan berdoa kepada kami. 91. Dan ingatlah kisah maryam, seorang perempuan salehah, yang memelihara kehormatannya dari berbuat zina, bahkan dari sentuhan laki-laki. Lalu kami tiupkan roh dari kami ke dalam rahim-Nya sehingga ia hamil; dan kami jadikan dia dan anaknya sejak lahir sebagai tanda kebesaran Allah bagi seluruh alam, karena anak itu lahir tanpa ayah, bisa berbicara sejak bayi dan menyatakan dirinya hamba Allah, serta menjadi nabi dan rasul dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian beraneka penjabaran dari kalangan mufassir terhadap makna dan arti surat Al-Anbiya ayat 90 arab-latin dan artinya, semoga membawa faidah bagi kita semua. Dukunglah usaha kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan Konten Tersering Dicari Telaah berbagai konten yang tersering dicari, seperti surat/ayat Al-Isra, Innallaha Ma’ash Shabiriin, Fatir 37, Ibrahim 7, An-Nisa 36, Al-Baqarah 177. Serta Ayat 15 Lima Belas, Al-Qashash 77, Al-Buruj, Ar-Rahman 13, Yasin 82, Ar-Rum 21. Al-IsraInnallaha Ma’ash ShabiriinFatir 37Ibrahim 7An-Nisa 36Al-Baqarah 177Ayat 15 Lima BelasAl-Qashash 77Al-BurujAr-Rahman 13Yasin 82Ar-Rum 21 Pencarian surah al-falaq latin, ayat sabihis, qs al ahzab 33 ayat 70 menegaskan bahwa allah swt menyeru orang beriman untuk, doa dhuha dan terjemahan, makna surat al maidah ayat 48 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
surat al anbiya ayat 87 latin